Yuks Mengenal Sejarah Bebek Honda, Dimulai Dari Honda C50 Hingga Honda Supra

Honda? siapa yang tidak kenal?
Produsen motor asal Jepang ini memang sudah fenomenal dan memperoleh
titel “best selling motorcycles in the world”. Kini cukup besar dan
digdayanya wilayah penjualan Honda bahkan di Indonesia, di beberapa
daerah saja Honda menjadi kalimat pengganti “motor”. Dahulu saat admin
Kuliah Kerja Nyata di suatu tempat di Jawa Tengah, admin pernah meminjam
motor Shogun teman, lalu ditegur oleh bapak siskamling “Mas mau kemana
malam malam gini pake Honda?”. He? Dalam hati bingung, dan baru tahu
ternyata di desa masih mengadopsi Honda sebagai kata pengganti motor.

Namun sehebat-hebatnya Honda, sebenarnya dahulu dia cuma underdog di
pasar motor internasional, Honda harus bersaing dengan BSA, Auto Union,
Harley Davidson, BMW dan lain sebagainya. Dengan kubikasi yang besar dan
kokoh, tentu bermain dengan cara biasa [membuat motor dengan tipe yang
sama] akan kewalahan, apalagi ini merk kurang terkenal dari negara ujung
timur sanah. So Honda mencoba memutar otak untuk membuat sesuatu yang
innovatif, dan akhirnya benda ini keluar dengan nama Honda SuperCub.

SuperCub adalah desain motor ala Honda yang dibuat dengan
mencampurkan kemudahan ala Scooter dan ketangguhan ala motor naked.
Dibekali dengan mesin tidur berkubikasi 50cc dan transmisi 3 percepatan
serta kaki kaki 17 inchi. Cub sendiri artinya anak monster, sepertinya
ini menjadi salah satu doa dari Honda agar motor ini tangguh walau
dimensinya kecil. So kita mulai saja generasi Cub dari Honda C50.
Honda Super Cub generasi 1

Sejatinya motor ini dipasarkan dengan 3 tipe yaitu Honda C50, C80 dan
C100 dan lahir pada tahun 1958, namun Honda C50 hadir di Indonesia pada
tahun 1961. Motor ini dijuluki “bebek unyil” dengan identitas lampu
yang berada di dada motor, mesin 50 cc dan kunci kontak disamping jok.
Di belahan dunia lain motor ini disambut cukup antusias, seperti di
Amerika dan Australia. Bahkan sebuah band bernama Beach Boys membuat
lagu khusus untuk Honda Cub berjudul “Little Honda”.
Honda Super Cub generasi 2

Pada tahun 1966, Honda akhirnya merefresh kembali motor andalannya,
mengingat penjualannya yang melejit bak kacang goreng, tentu refreshment
menjadi perlu. Nah mulai dari sini tidak hanya body yang diupdate namun
juga kubikasinya. Keluarlah Honda C50, C70 dan C90 [C90 menggunakan
kopling]. Julukan yang sering kita kenal adalah “pispot” karena
identitas joknya yang mirip pispot dan terpisah dengan belakang . Selain
jok berbentuk pispot, identitas cub gen 2 ini juga terdapat di posisi
headlamp yang menyatu dengan setang. Cub generasi kedua akhirnya
berhenti di tahun 1973.
Honda Super Cub generasi 3

Untuk generasi ketiga ini hanya dijual tipe 70 cc saja dan masih wira
wiri sampai sekarang. Sekilas memang tidak ada perubahan dengan
generasi 2. Perubahan yang paling terlihat adalah kunci kontak yang
berada di dekat setang, Jok boncenger dan rider menjadi satu dan
setangnya kini berbentuk V. Di generasi ini dikenal dengan nama “pitung”
karena dalam bahasa jawa
pitung puluh artinya tujuh puluh sesuai kubikasi cub ini.
Honda Astrea 700 dan 800

Karier Honda Super Cub berhenti pada tahun 80an dan dilanjutkan
tahtanya oleh Honda Astrea 700 dan Honda Astrea 800. Pertama kita
ngobrol Astrea 700 aja kali ya, nah apa bedanya dengan pitung? Wah
diferensiasinya cukup besar karena motor ini didesain serba mengotak dan
totally full change. Desain motor ini bisa terlihat dari headlamp
berbentuk trapesium, lampu sein kotak bertengger di setang, stoplamp
kotak dengan sein pisah posisinya tepat di bawah jok, dan panel
speedometer mengotak dan menyatu dengan lubang kunci. Mesinnya tetap 70
cc 3 speed penyempurnaan dari pitung. Setelah itu Honda melakukan
facelift dengan mengeluarkan Honda Astrea 800.

Mulai dari sini Astrea 800 melakukan pembenahan dengan jok yang
bertambah lebar, punuk yang lebih ramping, speedometer dengan dimensi
yang lebar dan informatif, visor di batok, lubang kunci di bawah
setang dan lampu kini berada di bawah jok dan lampu sein menyatu dengan
headlamp/stoplamp. Soal kubikasi bertambah menjadi 80 cc dan transmisi
masih 3-speed.
Honda Astrea Star dan Astrea Prima

Sebenarnya dalam generasi ini bisa dibilang penyempurnaan semata dari
tipe Astrea 700 dan Astrea 800. Astrea Star hadir pada tahun 1985
sebagai pengganti Astrea 800. Perbedaan bisa terlihat dari headlamp yang
berbentuk trapesium namun lebih ramping, lampu sein lebih slim dan
simpel, sayap juga lebih minimalis, selain itu perbedaan juga terlihat
di stoplamp berbentuk ekor bebek. Dari segi mesin Star sudah memakai
CDI, tidak platina.

Setelah itu tahta dilanjutkan kepada Astrea Prima pada tahun 1988,
ini adalah versi minor change dari Astrea Star. Namun penambahan
kelengkapannya cukup wow. Seperti shockbreker depan yang sudah
teleskopik dan kubikasi mesinnya yang 95 cc, ah anggap saja 100 cc, oh
ya transmisinya juga sudah 4-speed. Versi ini masih built-up dari Jepang
dan yang mencengangkan, topspeednya bisa 120 km/jam. Aje gileee….
Honda Astrea Grand

Sebagai penerus Prima, Grand cukup banyak perubahan di sektor bodi
pada tahun 1991, gap antara Grand dan Prima memang cukup dekat sebab di
era ini kompetitor sudah mulai mengganas. Sebut saja Yamaha Alfa dan
Suzuki Crystal. Oleh sebab itu Grand ada sebagai refreshment dari Prima,
berbekal mesin yang tidak jauh berbeda dengan Prima namun bodi dibuat
lebih aerodinamis dan slim. Selain itu headlamp dan stoplamp dibuat
minimalis dan mengikuti lekuk bodi sehingga tidak terkesan kaku.
Perbedaan lain terdapat di footstep belakang yang penempatan dudukannya
terpisah, tidak mengikuti swingarm, alhasil meminimalisir getaran.

Pada tahun 1994, Grand kembali update dengan menambahkan seperti
spoiler duck tail di belakang beserta stoplamp. Bisa dibilang di
generasi inilah penjualan Honda makin meningkat tajam. Topspeed pun
masih 120 km/jam, admin nggak mengada-ada loh karena admin nyalin dari
majalah Mobil&Motor generasi lawas yang mengupas tentang Grand
Honda Astrea Supra dan Honda Astrea Impressa
Di tahun 1997 hadirlah penerus Grand dengan tampilan yang lebih modern dan berkelas, yaitu
ToyotaSupra. Yup ini adalah Supra generasi pertama dengan mesin yang tidak
berbeda dengan mesin C sebelumnya namun desainnya fully changed.
Headlamp kini menyatu dengan sein, stoplamp kini mengadopsi desain
ducktail, suspensi belakang per-nya terekspos [penting amat haha…] dan
speedometer yang jauh lebih modern dan mudah terpantau. Dari sini
penjualan Honda semakin moncer karena desainnya yang slim dan modern.
Sadly topspeed menurun menjadi 100 km/jam, namun tidak masalah, masih
waw untuk motor berkubikasi 100 cc

Di saat yang sama Honda masih menyiapkan generasi Astrea dengan
desain Prima untuk konsumen-konsumen yang “terjebak masa lalu” . Motor
ini dinamakan
SubaruImpressa
WRX STI hadir
menempatkan diri di low segmen Supra. Dari segi tampilan, well tidak ada
yang berubah dengan grand edisi terakhir, hanya striping lebih
minimalis.
Era Millenium, Cub series hadir dalam 4 kelas
Honda C100-Series

Tahun 2000, sekaligus tahun millenium menjadi tahun penentuan, Honda
Supra pun berbenah diri dengan mengeluarkan Honda Supra X dengan model
cakram di depan. Setelah itu ada beberapa varian terbaru dari Supra
seperti Supra V dengan teromol dan kopling tangan dan Supra XX dengan
cakram depan dan kopling tangan, namun penjualan dua benda ini melempem.

Pada tahun 2004 Supra menjelma menjadi Honda Supra Fit tanpa
embel-embel Astrea setelah AHM hadir, strata motor ini menjadi low-end
cub sebab sudah ada Karisma yang berada di kelas medium cub.

Sementara Astrea Legenda dan Legenda 2 hadir menjadi pengganti Honda
Astrea Impressa, bedanya, hemmm admin malah bingung mencari bedanya.
Sepertinya hanya striping semata, namun Legenda hadir tetap memanjakan
kaum “terjebak masa lalu” dan sebagai low-end dari Supra. Namun
penjualan yang seret mengakhirinya di tahun 2004 dan menyerahkan
tahtanya kepada Supra Fit yang diposisikan sebagai low-end cub.
Honda Cub 125 cc – Karisma dan Kirana

Setelah tahun 2000 muncullah medium cub yang cukup revolusioner,
Honda Karisma. Motor ini bisa dibilang Supra dengan desain yang lebih
advance, itu bisa dilihat dari mesin terbaru 125 cc yang ia punya dan
bodi yang lebih besar. Namun karena besarnya dianggap tidak lazim, motor
ini tidak terlalu sukses di pasaran.

Honda lalu merevisi dengan Karisma X yang lebih slim bentuknya,
warnanya lebih bervariasi, dan pelindung rantainya mulai dilepas. So
penjualannya baru bisa berlari di generasi Karisma X ini.

Kirana adalah salah satu kembaran dari Karisma, lagi lagi ini adalah
motor yang didesain untuk memanjakan para konsumen yang “terjebak masa
lalu”. Garis desainnnya memang mirip dengan Astrea Prima dan dilengkapi
duck tail di belakang dan suspensi kondom, namun sebenarnya Kirana lebih
aerodinamis dibanding Prima. Mesin 125 cc dan adanya bagasi di dalam
memang menggiurkan, motor ini menjadi motor yang sering digunakan untuk
instansi pemerintah. Namun penjualannya melempem, sepertinya orang sudah
tidak minat dengan desain ala Prima. Tahun 2002 menjadi akhir dari dari
Kirana sekaligus akhir dari motor bergaris desain ala Prima.
Mulai dari tahun 2005 varian cub series dari honda semakin banyak,
sepertinya tidak akan muat di satu halaman ini so ada baiknya yang
berikutnya akan dibahas di artikel selanjutnya, so stay tuned di
MotoKARS.com. Monggo lho komentarnya pemirsa
Sumber : samsirplagiatorzblogz.blogspot.com,
brotherhood-of-tigers.blogspot.com, touringrider.wordpress.com,
achmadsyaroni.wordpress.com, dolanotomotif.com, kaskus.co.id, http://motokars.com